Rabu, 01 Mei 2013

PEMUDA HARAPAN AGAMA BANGSA & NEGARA


PEMUDA HARAPAN AGAMA BANGSA & NEGARA

            Tulisan ini terinspirasi dari beberapa seminar kepemudaan dan keagamaan yang pernah penulis ikuti serta dari literatur-literatur yang selalu saya jadikan referensi dalam memperbaiki hidup ini. Semoga tulisasn ini dapat menjadi motivasi dan bekal bagi para pemilik identitas selaku Agen of Change, Sosial of Control dan Penyambung Lidah Masyarakat  dalam menyebrangi samudra-samudra kehidupan yang penuh dengan pilihan dan tantangan.  

Berbicara mengenai generasi muda, penulis mendefenisikan bahwa pemuda itu merupakan calon pemimpin dimasa yang akan datang, yang akan melanjutkan cita-cita bangsa yang telah digagas oleh para pelopor dan pendiri Negara Indonesia. Jadi mereka bisa dikatakan sebagai asset atau kekayaan yang dimiliki oleh negara yang harus dijaga dan diawasi proses pertumbuhan dan perkembanganya.

Tapi Berdasarkan beberapa informasi yang telah dipublikasikan baik melalui media cetak maupun elektronik berbagai kasus dan permasalahan telah menimpa generasi muda Indonesia. Mulai dari permasalahan mengkonsumsi minuman keras, NARKOBA, tawuran antara pelajar dan mahasiswa, serta melakukan hubungan diluar pernikahan yang menyebabkan merebaknya penyakit HIV/ AIDS dan aborsi. Menurut BKKBN sebanyak 200.00 masyarakat Indonesia telah terjangkit penyakit AIDS. Dan sebanyak 2,5 juta orang tiap tahunya melakukan praktek aborsi. 800.000 diantaranya dilakukan oleh remaja.

Permasalahan tersebut dapat terjadi akibat diterapkannya paham liberalisme ditengah masyarakat sehingga lahirlah ide-ide kebebasasn, baik kebebasan dalam berpakaian, ekspirasi dan tingkahlaku padahal didalam islam tidak ada yang namanya kebebasan karna umat islam telah diatur oleh Alquran dan Assunnah. Yakin dan percaya bahwa apabila pemuda dan remaja sekarang telah melakukan suatu kerusakan seperti yang telah digambarkan diatas otomatis kedepannya bangsa dan Negara ini ikut merasakan kerusakan-kerusakan tersebut.

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apa yang harus kita lakukan agar kita bisa terhindar dari perbuatan menyimpang tersebut, Sehingga kedepanya kita bisa menjadi pemuda harapan agama bangsa Negara???

Jadi untuk terhindar dari permasalahan diatas dan berdasarkan pengalaman pribadi penulis, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh generasi muda islam dalam menjalankan kehidupan ini sehingga mereka bisa menjadi generasi harapan agama bangsa dan negara, sifat-sifat tersebut adalah :
1.  Memperbaiki Aqidah (Keimanan kepada Allah swt)
Bentuk keimanan umat islam kepada Allah swt adalah  menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangan-laranganya misalnya menjalankan shalat 5 kali sehari se malam, berpuasa pada bulan ramadhan, menutup aurat dll. Karna tujuan Allah swt menciptakan manusia dimuka bumi ini adalah untuk beribadah kepadanya, seperti firman Allah swt:

Artinya: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (Qs. Adzariyat: 56)

2.  Memperbaiki akhlak (Tingkah laku)
Akhlak merupakan sikap/ prilaku yang baik yang harus dimiliki oleh seluruh umat baik dalam berhubungan dengan Allah maupun dalam berhubungan dengan makhluk-makhluk ciptaanya, misalnya berbuat baik kepada kedua orang tua, kepada teman dan tetangga, memperbaiki tutur kata (lihat akhlaknya rasulullah) Karna dalam alquran allah swt berfirman :

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah saw suri teladan yang baik      bagimu yaitu bagi orang-orang yang beriman, sering menyebut nama Allah, dan yang mengharapkan kedatangan hari akhir ”. (Qs. Al-ahzab: 21).

3.  Memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
Dalam hadis-hadis shahihya rasulullah saw bersabda “ Barang siapa yang meniti jalan dalam mencari ilmu maka Allah akan mempermudahkan bagi dirinya jalan kesyurga”. Sedangkan dalam hadis yang lain dikatakan “ Barang siapa yang menginginkan kebahagian didunia maka hanya bisa didapat dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan kebahagian diakhirat maka hanya bisa didapat dengan ilmu. Sedangakan barang siapa yang mengingginkan kebahagian kedua-duanya baik didunia maupun diahirat maka hanya bisa didapat dengan ilmu”

Penulis sangat mengharapkan kepada siapa saja yang membaca tulisan ini, jangan sampai kita hanya mempelajari ilmu umum (IPA, IPS, Tekhnologi dll) saja. Sedangkan ilmu agama diabaikan. Yang lebih utama, kita harus mempelajari ilmu agama karna hukumnya fardhu ain bagi umat islam mempelajari ilmu agamanya. Seperti mempelajari tentang Hukum islam, tata cara bergaul antara laki-laki dan perempuan dalam pandangan islam, hukuman dalam melakukan hubungan diluar pernikahan dll. Agar kita mempertimbangkan terlebih dahulu halal dan haramnya suatu perbuatan sebelum melakukan sebuah tindakan.

Sebenarnya masih banyak lagi sifat-sifat yang harus dimiliki oleh generasi muda islam tapi menurut hemat penulis apabila kita sudah menanamkan ketiga sifat diatas kedalam diri kita masing-masing insya Allah sifat-sifat yang lainya akan tertanam dengan sendirinya. Oleh karena itu lewat tulisan ini penulis mengajak kepada generasi muda islam marilah kita sama-sama memperbaiki aqidah (iman), memperbaiki akhlak, menambah ilmu pengetahuan sehingga kita semua bisa terhindar dari pergaulan bebas yang sesat dan menyesatkan. (Wallahu alam bishawab)

(Penulis adalah Direktur Eksekutif The Community Islamic Intelektual Temba Lae-Indonesia).

SAINS DALAM AL-QURAN & HADIS


SAINS DALAM AL-QURAN & HADIS

Tulisan ini bertujuan untuk  meyakinkan pembaca bahwa manusia bukanlah pencipta ilmu tapi manusia adalah penemu ilmu (sains) sedangkan pencipta ilmu itu  adalah sang khalik yaitu Allah swt. Hal ini terbukti ketika kita melihat hasil eksperimen ataupun penelitian yang dilakukan oleh manusia baik itu umat islam sendiri maupun non muslim ternyata sebagian besar hasil penelitian mereka tentang sains sejalan dengan apa yang ada dalam  al-quran dan as-sunnah.
Sains dalam pengertian biologi Merupakan satu bidang ilmu tentang fenomena-fenomena, dan sangkut paut lembut atau kecil seperti virus atau bakteri sampai pada Homo Sapiens  (manusia) yang telah diciptakan dengan bentuk dan struktur yang paling rumit.
Menurut Anonim UPI: 2012 bahwa Tujuan pengkajian sains dalam pandangan islam adalah membawa manusia kepada tuhan dan mengungkapkan sifat-sifatnya. Lebih jauh lagi, dikatakan bahwa sains yang didalamnya ada pengetahuan tentang dunia fisik terkandung dalam pandangan dunia islam dinamakan “Sains Islami”. Sama halnya dengan Harun Yahya, beliau mengatakan bahwa sains merupakan suatu cara untuk mengenal Allah dengan tepat, dan karena itulah sepanjang sejarah sejumlah ilmuwan yang memberikan sumbangan besar bagi kemanusiaan telah beriman kepada Allah swt. Misalnya ibnu sina ahli kedokteran, ibnu haytam ahli fisika, ibnu khaldun ahli kimia dan tidak ketinggalan ilmuwan abad ke 20 yang bernama albert Einstein yang sebelumnya ateis tapi dengan mempelajari sains beliau telah mengakui adanya tuhan dan mengatakan “sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh”.  
Dibawah ini adalah salah satu contoh ayat-ayat dan hadis Rasulullah saw yang pada abad ke 20 sudah terbukti kebenaranya :
Penciptaan bumi dan isinya. Misalnya dalam Qs. Al.Baqarah: 21 yang artinya :
“Dialah (Allah) yang menciptkan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui”.
Dalam Ayat selanjutnya yaitu Qs.Albaqarah: 117 Allah swt juga menjelaskan :
“Allah Pencipta langit dan bumi, Apabila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) dia Hanya mengatakan: "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu”
Dan bahkan dalam bukunya Agus purwanto yang berjudul ayat-ayat semesta beliau mengatakan bahwa teori the bing bang adalah semacam mantra para ahli fisika untuk memotong kekaburan saat penciptaan jagat raya.  


Proses penciptaan manusia mulai dalam masa kandungan, pasca lahir sampai lanjut usia juga digambarkan dalam Alquran. 
Mislanya dalam Qs. Al-hajj: 5 yang artinya:
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya”.
               Sedangkan dalam hadisnya Rasulullah saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya setiap kalian dihimpun didalam kandungan ibunya 40 hari dalam bentuk sperma, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu 40 hari, dan menjadi segumpal daging dalam waktu 40 hari juga (HR. Al-Bukhari )
(Penjelasan lebih dalam lagi bisa baca tulisan saya yang berjudul proses penciptaan manusia berdasarkan Al-quran).  


Penciptaan tumbuhan dan hewan sebagai sumber kehidupan bagi manusia.
Tentang penciptaan tumbuhan telah digambarkan dengan jelas dalam Alquran misalnya dalam Qs. Yasin: 33, yang artinya :
“Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan”  
Selanjutnya dalam ayat yang lain Allah swt mengatakan:
“Dan tidakkah mereka melihat bahwa kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah kami ciptakan dengan kekuasaan kami. Lalu mereka menguasainya ?” (Qs. Yasin: 71).
Mengakhiri tulisan ini. Penulis mencoba mengutip tulisanya Prof. Zaghlul An-najjar (Sains dalam hadis: 2011) beliau adalah guru besar universitas kairo mesir yang mengatakan bahwa pemaparan dan penonjolan dimensi-dimensi ilmiah dalam Alquran diatas merupakan metode dakwah yang paling efektif diera sains dan tekhnologi sekarang ini, disaat manusia begitu terpesona akan sains dan produk-produk tekhnologi. Mereka sangat membutuhkan bukti-bukti empiris yang dapat dinalar dan dirasa yang mengajak dan mengarahkan mereka agar mempercayai kebenaran dan kerasulan Nabi Muhammad saw. (Wallahualam bishawab).

(Penulis adalah Direktur Eksekutif The Community Islamic Intelektual Temba Lae- Indoneia)