Rabu, 18 Desember 2013


ALLAH MAHA PENERIMA TOBAT

            Sebagian orang pernah merasakan tentang unek-unek atau lika likunya hidup ini dan mereka yang pernah merasakanya pasti akan mengatakan bahwa kehidupan didunia penuh dengan godaan dan tipu daya baik yang dilakukan oleh manusia maupun mahluk yang lainya. Tulisan ini mencoba menggugah hati kita semua bahwa godaan dan tipu daya tersebut dapat diuraikan apabila hati dan pemikiran kita selalu dekat kepada Allah swt dengan cara bertobat kepadanya. Sehingga menghasilkan manusia yang memiki kepribadian islam.
“Semoga tulisan ini bermanfaat dan Selamat Membaca”.
=MUHAMMAD IRWANSYAH=

 

         Bukti-bukti kecintaan Allah swt kepada para hambanya, sebagaimana disebutkan didalam Al-quran, amatlah banyak. Diantara bukti yang paling penting adalah penerimaan Allah atas tobat para pelaku maksiat, pengampunanya atas dosa-dosa mereka, keridhaanya kepada mereka dan kecintaanya kepada mereka setelah sebelumnya dia membenci mereka. Allah swt berfirman yang artinya: “Memohon ampunlah kalian kepada Tuhan karena sesungguhnya dia maha pengampun” (Qs. Nuh:10);  “Siapa saja yang melakukan kesalahan atau menzalimi dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah pasti ia akan mendapati Allah adalah maha pengampun dan maha penyayang” (QS. An-Nisa: 110). “Wahai hamba-hambaku yang telah melalmpui batas atas diri mereka sendiri janganlah kalian berputus asa terhadap rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sesungguhnya dia maha pengampun lagi maha penyayang”(Qs.Az-Zumar: 53). Sesungguhnya tuhanmu adalah pemilik ampunan bagi manusia yang telah menzalimi diri mereka sendiri. (Qs.Ar-Ra’adu:6). “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang mensucikan diri” (Qs.Al-Baqarah: 222).
            Beberapa ayat diatas dan ayat-ayat lain yang semisalnya menunjukkan bahwa Allah swt membentangkan tanganya dengan penuh rahmat dan kasih sayangnya kepada para hambanya untuk menerima tobat mereka dan sekaligus menghapus kesalahan-kesalahan mereka.
            Diantara rahmat Allah swt adalah dia akan menukar berbagai dosa dan kesalahan hambanya yang bertobat dengan berbagai kebaikan sebagai balasan kepada dirinya yang telah mau bertobat dan kembali keharibaanya.
            Allah swt tidak suka menghukum dan menyiksa kaum mukmin. Allah swt bahkan amat mengasihi dan menyayangi orang-orang mukmin yang bertobat kepadanya. Secara hakiki Allah swt tidak membenci hambanya kecuali hamba-hambanya yang kafir dan tetap pada kekafirannya, para pelaku maksiat yang terus menerus dalam kemaksiatan mereka dan orang-orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan dosa dan keharaman.
            Karena itu Allah swt telah menyeru manusia agar bersegera untuk bertobat dari dosa-dosa mereka sekaligus memohon ampunan kepadanya. Seruan ini merupakan bentuk kasih sayang Allah swt kepada para hambanya. Didalam sebuah hadis kudsi penuturan Abu hurairah ra. Rasulullah saw pernah bersabda bahwa Allah swt telah berfirman: “Wahai hamba-hambaku kalian melakukan dosa siang dan malam, sementara aku mengampuni dosa seluruhnya. Karena itu memohon ampunlah kalian kepada diriku, niscaya aku akan mengampuni kalian. (HR.Muslim).
            Allah adalah maha penerima tobat, ampunanya sangat luas. Tangan Allah swt selalu terbuka bagi orang-orang yang mau bertobat dan kembali kepadanya dank arena itulah, seseorang tidak selayaknya mendahului Allah swt dengan mengatakan kepada pelaku dosa bahwa Allah swt tidak akan mengampuni dosanya. Raslullah saw sebagaimana dituturkan oleh Jundab ra, pernah bersaba, Sesungguhnya pernaha ada seseorang berkata, Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan. Lalu Allah swt berfirman kepada orang itu, siapakah yang telah bersumpah atas namaku dengan menyatakan bahwa aku tidak akan mengampuni si fulan? Sesungguhnya aku telah mengampuni dia dan membatalkan amal kamu” (HR.Muslim).
            Terkait hadis diatas, ibnu ad-Diba asy-Syaibani menyatakan bahwa Allah swt membatalkan pahala seluruh amal orang itu karena murka terhadap orang tersebut. Pasalnya, dia telah menghalangi seseorang dari luasnya rahmat dan ampunan Allah swt dan dia tidak menyukai untuk hambanya apa yang dia sukai untuk dirinya sendiri (dalam hal ini ampunan Allah swt). (Ibn ad-diba asy-Syaibani, mukaffirat ad-Dzunub wa mujibat-jannah, 1/8).
            Tentang betapa luasnya ampunan Allah swt, Anas bin Malik ra berkata ia pun pernah mendengar Rasulullah saw pernah bersabda,”Allah swt berfirman, Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu berdo’a dan berharap kepada diriku. Akupun telah mengampuni dosamu dan aku tidak peduli lagi. Wahai anak-anak Adam, andai dosa-dosamu setinggi langit, lalu kamu memohon ampunan kepada diriku, aku pasti akan mengampuni kamu atas dosa-dosamu dan aku tidak peduli lagi. Wahai anak adam, andai kamu mendatangi aku dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu kamu datang kepada diriku tanpa menyekutukan aku dengan apapun, Aku pasti akan mendatangi kamu dengan membawa ampunan sepenuh bumi pula”. (HR. At-Tirmidzi).
            Abu Musa al-Asyari ra. Juga menuturkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah selalu membentangkan tanganya pada siang hari untuk menerima tobat para pelaku dosa pada siang harinya. Allahpun selalu membentangkan tanganya pada malam hari untuk menerima tobat para pelaku dosa pada siang hari”. (HR.Muslim).
            Rasulullah saw yang terpelihara (ma’sum) dari dosa sekalipun tetap memohon ampunan kepada Allah swt. Sabda beliau, “Demi Allah, sesungguhanya aku memohon ampunan kepada Allah swt dalam sehari lebih dari 70 kali” (HR.Al-Bukhari). Bagaimana dengan kita???
(Tulisan ini Diambil dari Majalah Media Umat Hizbut Tahrir Indonesia)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar