Senin, 30 Desember 2013

PERAYAAN TAHUN BARU MASEHI DAN DAMPAKNYA

“PERAYAAN TAHUN BARU MASEHI DAN DAMPAKNYA”
Oleh:
Muh. Irwansyah/ Pendiri Komunitas Intelektual Islam Temba lae (Komite)- Indonesia

Biasanya sebagian umat manusia setiap memasuki tahun baru masehi atau yang mereka sebut dengan malam pergantian tahun, mereka memperingatinya dengan melakukan berbagai jenis aktivitas seperti pesta kembang api, meniup terompet, mengadakan festival (konser), pesta minuman keras dan bahkan ada yang merayakanya dengan cara melakukan hubungan seksual diluar pernikahan (zina). Padahal perayaan tahun baru seperti yang penulis sebutkan diatas bukanlah ajaran islam dan bahkan KH. Siddik Al-jawi (Ketua DPP Hizbut tahrir Indonesia) mengatakan bahwa hukum merayakan tahun baru adalah haram. Beliau mengutip sabda Rasulullah saw yang artinya “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR.Ahmad). 
Selain itu perayaan tahun baru memiliki dampak negatif yang menghawatirkan bagi umat baik dari segi Agama, pendidikan dan sosial maupun lingkungan.

1.  Agama.
Menurut ustaz Felix Siau beliau adalah seorang muallaf dan penulis buku, berdasarkan sejarah asal tahun baru 1 januari yaitu dari praktek penyembahan kepada  dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari. Di mulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 desember. Lalu perayaan kembalinya dewa matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 desember sampai tanggal 1-5 januari yaitu perayaan tahun baru (matahari baru).
Berdasarkan sejarah tersebut ternyata perayaan tahun baru masehi diperingati dengan tujuan sebagai sarana untuk penyembahan kepada dewa matahari. Hal ini tentu akan merusak aqidah umat dan dapat mengarah pada kesyirikan. Dalam islam kesyirikan merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah swt.

2.  Pendidikan dan sosial.
Dari informasi yang penulis peroleh seperti yang dipublikasikan oleh TV One (Senin, 30/12/2013) bahwa di Indonesia akan diperingati malam tahun baru diberbagai daerah. Yang paling menngecewakan adalah perayaan malam tahun baru tersebut difasilitasi oleh pemerintah daerah misalnya di Jakarta akan mendatangkan artis baik dalam negeri maupun artis luar negeri, acara itu mereka sebut “Jakarta Night Festival”. Kalau kita mengkaji dalam kaca mata pendidikan kegiatan tersebut tidak memberikan nilai edukasi (pendidikan) dikalangan masyarakat terutama kalangan pelajar. Sebab setiap konser yang dilakukan oleh artis baik dari segi penampilan dan syair lagu yang mereka nyayikan mengandung unsur pornoaksi dan pornografi. Selain itu konon setiap menjelang perayaan malam tahun baru pembeli kondom akan meningkat dan konsumen yang paling banyak adalah pelajar dan mahasiswa.
Melihat hal tersebut perayaan tahun baru hanya akan mencederai dunia pendidikan apata lagi hari ini Mentri pendidikan nasional dan kebudayaan (Mendikbud) mengkampanyekan pendidikan berkarakter. Penulis tegaskan bahwa pendidikan karakter dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh berbagai pihak seperti keluarga, masyarakat dan kebijakan pemerintah. Apabila kebijakan pemerintah seperti ini dengan menfasilitasi perayaan tahun baru maka visi dan misi pendidikan karakter hanyalah mimpi disiang bolong.
 Sedangkan menurut ketua panitia “Jakarta Night Festival” dana yang pemerintah keluarkan untuk memperingati malam tahun baru 2014 sebesar 1 Miliar. Dana tersebut berasal dari APBD  dan sumbangan sponsor.  Sungguh ironi dikala masyarakat hidup dalam garis kemiskinan dan kelaparan yang membutuhkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah, namun pengambil kebijakan mengkucurkan dana pada kegiatan yang bathil. Padahal demokrasi memiliki jargon pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, namun jargon ini tidak pernah direalisasikan dan hanyalah ilusi.

3.  Lingkungan.
Perayaan tahun baru sudah menjadi budaya dikalangan masyarakat biasanya mereka mengisi malam tahun baru dengan pesta kembang api atau bahan peledak berkekutan rendah yang sebenarnya hasil pembakaran bahan peledak tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Seperti yang diberitakan oleh Metro Tv (30/12/2013) ternyata hasil pembakaran kembang api mengandung unsur-unsur kimia termasuk didalamya adalah karbondiosida (Co2). Seperti yang penulis ketahui bahwa karbondioksida (Co2) dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan pemanasan global (global warning). Hal ini disebabkan karena menumpuknya Co2  diudara sehingga lapisan ozon menepis atau berlubang. Lapisan ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet (UV). Apabila lapisan ozon berlubang maka dengan mudahnya sinar ultaraviolet masuk ke bumi. Sinar ultraviolet ini dapat menyebabkan gangguan kulit, kebakaran, bahkan hewan dan tumbuhan dapat mengalami kematian.  Oleh karena itu apabila masyarakat didunia menggunakan 10 ton kembang api maka masyarakat telah menyumbangkan 10 ton karbondioksida di udara.  
Selain itu hasil pembakaran kembang api juga dapat menyebabkan terjadinya hujan asam dibumi. Hujan asam ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia dan hewan serta dapat menyebabkan kematian pada tumbuhan.


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alangkah ruginya kaum muslimin apabila mereka menyibukkan diri dengan merayakan tahun baru masehi. Sebenrnya yang harus dilakukan adalah mengevaluasi diri sejauh mana kualitas kehidupan kita terutama kualitas keimanan kita kepada Allah swt. Apabila pada tahun sebelumnya terdapat kekurangan atau kesalahan yang pernah dilakukan itulah yang harus diperbaiki pada tahun selanjutnya. Atau meningkatkan keimanan kita kepada Allah swt dengan cara benar-benar menjalankan perintahnya dan menjauhi segala laranganya karena tujuan Allah swt menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepadanya, bukan untuk melakukan kemaksiatan dimuka bumi ini. (Baca; Qs. Adzariyat: 56). Wallahualam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar