“PERAYAAN
TAHUN BARU MASEHI DAN DAMPAKNYA”
Oleh:
Muh. Irwansyah/
Pendiri Komunitas Intelektual Islam Temba lae (Komite)- Indonesia
Biasanya sebagian umat
manusia setiap memasuki tahun baru masehi atau yang mereka sebut dengan malam
pergantian tahun, mereka memperingatinya dengan melakukan berbagai jenis
aktivitas seperti pesta kembang api, meniup terompet, mengadakan festival
(konser), pesta minuman keras dan bahkan ada yang merayakanya dengan cara
melakukan hubungan seksual diluar pernikahan (zina). Padahal perayaan tahun
baru seperti yang penulis sebutkan diatas bukanlah ajaran islam dan bahkan KH.
Siddik Al-jawi (Ketua DPP Hizbut tahrir Indonesia) mengatakan bahwa hukum
merayakan tahun baru adalah haram. Beliau mengutip sabda Rasulullah saw yang
artinya “Barang siapa yang menyerupai
suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR.Ahmad).
Selain itu perayaan tahun
baru memiliki dampak negatif yang menghawatirkan bagi umat baik dari segi Agama,
pendidikan dan sosial maupun lingkungan.
1. Agama.
Menurut ustaz Felix
Siau beliau adalah seorang muallaf dan penulis buku, berdasarkan sejarah asal
tahun baru 1 januari yaitu dari praktek penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua
perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang
disesuaikan dengan gerakan matahari. Di mulai dari perayaan Saturnalia
(menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 desember. Lalu perayaan
kembalinya dewa matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 desember sampai tanggal
1-5 januari yaitu perayaan tahun baru (matahari baru).
Berdasarkan sejarah
tersebut ternyata perayaan tahun baru masehi diperingati dengan tujuan sebagai
sarana untuk penyembahan kepada dewa matahari. Hal ini tentu akan merusak
aqidah umat dan dapat mengarah pada kesyirikan. Dalam islam kesyirikan
merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah swt.
2. Pendidikan dan
sosial.
Dari informasi yang
penulis peroleh seperti yang dipublikasikan oleh TV One (Senin, 30/12/2013)
bahwa di Indonesia akan diperingati malam tahun baru diberbagai daerah. Yang paling
menngecewakan adalah perayaan malam tahun baru tersebut difasilitasi oleh pemerintah
daerah misalnya di Jakarta akan mendatangkan artis baik dalam negeri maupun
artis luar negeri, acara itu mereka sebut “Jakarta Night Festival”. Kalau kita mengkaji
dalam kaca mata pendidikan kegiatan tersebut tidak memberikan nilai edukasi
(pendidikan) dikalangan masyarakat terutama kalangan pelajar. Sebab setiap
konser yang dilakukan oleh artis baik dari segi penampilan dan syair lagu yang
mereka nyayikan mengandung unsur pornoaksi dan pornografi. Selain itu konon
setiap menjelang perayaan malam tahun baru pembeli kondom akan meningkat dan
konsumen yang paling banyak adalah pelajar dan mahasiswa.
Melihat hal
tersebut perayaan tahun baru hanya akan mencederai dunia pendidikan apata lagi
hari ini Mentri pendidikan nasional dan kebudayaan (Mendikbud) mengkampanyekan
pendidikan berkarakter. Penulis tegaskan bahwa pendidikan karakter dapat
terlaksana dengan baik apabila didukung oleh berbagai pihak seperti keluarga,
masyarakat dan kebijakan pemerintah. Apabila kebijakan pemerintah seperti ini
dengan menfasilitasi perayaan tahun baru maka visi dan misi pendidikan karakter
hanyalah mimpi disiang bolong.
Sedangkan menurut ketua panitia “Jakarta Night
Festival” dana yang pemerintah keluarkan untuk memperingati malam tahun baru
2014 sebesar 1 Miliar. Dana tersebut berasal dari APBD dan sumbangan sponsor. Sungguh ironi dikala masyarakat hidup dalam
garis kemiskinan dan kelaparan yang membutuhkan bantuan dan fasilitas dari
pemerintah, namun pengambil kebijakan mengkucurkan dana pada kegiatan yang
bathil. Padahal demokrasi memiliki jargon pemerintahan dari rakyat oleh rakyat
dan untuk rakyat, namun jargon ini tidak pernah direalisasikan dan hanyalah
ilusi.
3. Lingkungan.
Perayaan tahun baru
sudah menjadi budaya dikalangan masyarakat biasanya mereka mengisi malam tahun
baru dengan pesta kembang api atau bahan peledak berkekutan rendah yang
sebenarnya hasil pembakaran bahan peledak tersebut dapat menimbulkan kerusakan
pada lingkungan. Seperti yang diberitakan oleh Metro Tv (30/12/2013) ternyata hasil
pembakaran kembang api mengandung unsur-unsur kimia termasuk didalamya adalah
karbondiosida (Co2). Seperti yang penulis ketahui bahwa karbondioksida (Co2)
dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan pemanasan global (global warning).
Hal ini disebabkan karena menumpuknya Co2
diudara sehingga lapisan ozon menepis atau berlubang. Lapisan ozon
berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet (UV). Apabila lapisan
ozon berlubang maka dengan mudahnya sinar ultaraviolet masuk ke bumi. Sinar
ultraviolet ini dapat menyebabkan gangguan kulit, kebakaran, bahkan hewan dan
tumbuhan dapat mengalami kematian. Oleh
karena itu apabila masyarakat didunia menggunakan 10 ton kembang api maka
masyarakat telah menyumbangkan 10 ton karbondioksida di udara.
Selain itu hasil
pembakaran kembang api juga dapat menyebabkan terjadinya hujan asam dibumi.
Hujan asam ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia dan hewan
serta dapat menyebabkan kematian pada tumbuhan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alangkah ruginya kaum muslimin apabila
mereka menyibukkan diri dengan merayakan tahun baru masehi. Sebenrnya yang
harus dilakukan adalah mengevaluasi diri sejauh mana kualitas kehidupan kita
terutama kualitas keimanan kita kepada Allah swt. Apabila pada tahun sebelumnya
terdapat kekurangan atau kesalahan yang pernah dilakukan itulah yang harus
diperbaiki pada tahun selanjutnya. Atau meningkatkan keimanan kita kepada Allah
swt dengan cara benar-benar menjalankan perintahnya dan menjauhi segala
laranganya karena tujuan Allah swt menciptakan manusia adalah untuk beribadah
kepadanya, bukan untuk melakukan kemaksiatan dimuka bumi ini. (Baca; Qs. Adzariyat:
56). Wallahualam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar